- Back to Home »
- Negeri Para Komentator
Posted by : Unknown
Saturday, April 5, 2014
Membaca
surat kabar pada hari-hari belakangan ini sering membuat hati merasa
jengah. Mayoritas berita isinya mengabarkan hal buruk yang terjadi di
negeri ini. Mulai dari masalah KKN, rebutan kekuasaan, bencana alam,
meningkatnya kemiskinan dan kriminalitas, hingga terorisme. Jarang sekali
dimuat berita yang menyejukkan hati.
Banyak
masalah yang harus dibenahi ini tentu membutuhkan masukan dan solusi dari
berbagai pihak. Namun, masukan itu tentunya dari pihak yang memang ahlinya,
dengan cara yang santun (baca: sesuai aturan syar’i), bukan dari orang yang
hanya asal pandai berbicara dan menkritik. Bak jamur di musim hujan, sayangnya
justru orang yang asal pandai menkritik inilah yang semakin hari semakin banyak
di negeri ini. Mereka saling mengkritik, bahkan saling menghujat. Semua
pendapat dikeluarkan tanpa memikirkan apakah pendapat itu bersifat membangun
atau malah merusak. Yang penting bagaimana caranya supaya dirinya bisa disebut
sebagai komentator yang ahli.
Menjadi
komentator jelas tidak mempunyai beban yang terlalu berat jika dibandingkan
dengan menjadi pelaku. Ketika menjadi komentator, seseorang bisa berbicara
dengan lugas, tapi ketika menjadi pemikul amanah, tentu tidak mudah
melaksanakan tugas-tugasnya. Tak banyak orang yang mau menjadi pelaku, saat
sebelumnya dikenal sebagai komentator. Mereka khawatir tidak mampu membuat
solusi seperti yang selama ini mereka suarakan.
Para
komentator ini bukan hanya mereka yang muncul di televisi, tetapi juga ada
hingga level rumah tangga. Kita sering melihat orangtua yang menasihati anaknya
agar rajin belajar dan shalat tepat waktu, namun dianya sendiri mengabaikan
suara adzan dan malah asyik menonton televisi dengan suara keras ketika anaknya
sedang belajar di malam hari.
Ya,
inilah suasana Indonesia sekarang, negeri para komentator, negeri yang memiliki
banyak orang yang pintar berbicara tetapi jarang bertindak memberikan solusi
yang nyata.
* * * * *
Pembaca yang
dirahmati Allah ‘Azza Wa Jalla…
Melakukan koreksi dan kritik merupakan hal yang baik apabila itu
didasari dengan ilmu dan dengan penyampaian yang tepat. Namun ketika kebanyakannya
hanya mengkritik, tentu tidak ada buah yang bisa dipetik. Memang negeri kita
saat ini sedang menghadapi berbagai permasalahan yang berat. Namun apakah
dengan serapah kita dapat menyelesaikan masalah ?
Coba
lihat kondisi sekarang. Semua pihak saling bersuara menuntut pemerintah harus
bertanggung jawab atas semua masalah ini. Demonstrasi-demonstrasi pun digelar
dengan agenda yang sama:
Pemerintah ini
tidak tegas! Tidak becus dalam mengurusi negara! Ganti pemimpin sekarang juga!
Wah,
ide mengganti pemerintah? Masyarakat kita sudah terlalu capek gonta-ganti
pemerintah. Sengketa pilkada saja sudah merugikan semua pihak. Mengganti
pemerintahan jelas tidak akan menyelesaikan masalah.
Lalu
apa yang bisa kita lakukan bagi negeri ini?
Pembaca
yang dirahmati Allah..
Kita
bisa memperbaiki negeri ini dengan aksi nyata, melakukan apa yang kita bisa
bagi masyarakat kita, sekecil apapun itu. Bagi para pegawai, jadilah pegawai
yang jujur dan amanah, berusaha bekerja semaksimal mungkin. Bagi para pemuda,
jadilah pemuda yang tekun dalam menuntut ilmu sehingga bisa membantu masyarakat
sekitar dengan ilmu yang dimiliki. Bagi para orangtua, jadilah teladan,
didiklah putra-putri anda menjadi putra-putri yang shalih dan shalihah.
Kita
tidak perlu muluk-muluk. Minimal dengan mendukung dan melaksanakan
program-program pemerintah yang ada (yang tidak bertentangan dengan agama),
tidak mengacak-acak usaha pembangunan yang dilakukan pemerintah, itu saja sudah
cukup memberikan satu langkah perbaikan bagi negeri ini. Kita harus turut andil
membangun kepercayaan masyarakat kepada pemerintah, agar pemerintah dan
masyarakat bisa kompak dan bekerja sama membangun negeri ini. Kesalahan dan
keburukan pemerintah jangan dijadikan sebagai senjata untuk menjatuhkan
kewibawaannya.
Padahal,
yang paling mudah, sudahkah kita mendoakan pemerintah kita agar menjadi lebih
baik? Wah, kita sendiri mungkin jarang mendoakan kebaikan untuk diri kita,
apalagi untuk pemerintah. Atau selama ini kita hanya pernah mencaci maki dan
mendoakan keburukan untuk pemerintah kita? Mulai hari ini, marilah kita
mendoakan agar mereka dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan mendapat
bimbingan Allah Ta’ala.
Yang terakhir dan
yang terpenting, bahwa suatu negeri hanya bisa maju jika Allah “Azza Wa Jalla
menurunkan berkah di atasnya. Dan berkah itu hanya bisa didapatkan apabila
nilai-nilai di dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah diamalakn dalam segala sisi
kehidupan kita masing-masing. Jika nilai-nilai ketakwaan ini kita patri dalam
diri-diri kita, niscaya negeri ini akan menjadi negeri yang adil dan makmur,
yang selalu dinaungi barakah Allah ‘Azza Wa Jalla.
“Jikalau
sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami anugerahkan
kepada (kehidupan) mereka barakah dari langit dan bumi.” [QS.
Al-A'raf:96].
Pembaca yang
dirahmati Allah “Azza Wa Jalla…
Janganlah kita hanya
sibuk berkomentar dan saling menjatuhkan. Marilah kita semua introspeksi
diri-diri kita. Apa saja yang sudah kita berikan bagi lingkungan kita? Apa saja
yang sudah kita sumbangkan bagi negeri kita? Dan apa yang sudah kita
perjuangkan bagi agama kita? Apabila kita bisa introspeksi diri kita
masing-masing, maka akan lahir semangat untuk saling berbagi memberikan yang
terbaik bagi orang lain, yang dengannya negeri ini lambat laun akan semakin baik.
Semoga Allah ‘Azza Wa
Jalla memudahkan kita menjadikan negeri ini semakin baik di bawah naungan
berkah-Nya. Wallahu A’lam Bish Showab.
Majalah Tashfiyah Edisi 11 vol 01 1433H-2011M