Posted by : Unknown Thursday, March 20, 2014


Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan Musliar Kasim mengatakan kurikulum pendidikan sekolah dasar akan segera diubah menjadi hanya enam mata pelajaran sehingga tidak terlalu memberatkan pelajar. Alasannya siswa-siswa SD sangat terbebani dengan berbagai mata pelajaran yang cukup banyak, sehingga banyak kehilangan kesempatan untuk mengenal nilai-nilai lingkungan yang ada. (antaranews.com, 04/10/2012)

Psikiater Prof Dr dr LK Suryani SpKj berpandangan, dewasa ini terjadi kecenderungan semakin muda usia penderita sakit kejiwaan karena anak-anak tidak siap menerima beban pelajaran di sekolah. (republika.co.id, 13/09/2012)

Pembaca yang dirahmati Allah…

Masalah pendidikan di Indonesia seakan tidak ada habisnya. Acuannya adalah semakin tingginya kenakalan remaja hingga masih rendahnya kemampuan siswa dalam menghadapi masalah di lingkungan sekitarnya.
Kurikulum yang berganti tiap tahun seakan-akan hanya menambah jumlah pelajaran, tanpa menimbang aspek kejiwaan. Tingginya beban pelajaran ini tentu menimbulkan rasa jenuh dan tekanan yang tinggi bagi peserta didik. Sebagaimana dicantumkan pada awal tulisan ini, mulai ada fenomena mengerikan dimana anak-anak muda (bahkan usia SD) sudah mulai terkena gangguan kejiwaan akibat tingginya beban pelajaran di sekolah.
Melihat fenomena yang tidak sehat ini, beberapa kelompok masyarakat lalu berusaha membuat konsep pendidikan sendiri. Ada homeschooling, sekolah alam, dll. Kelompok masyarakat ini sadar, bahwa dalam hidup ini kecerdasan memang penting, namun kemampuan mengolah emosi dan interaksi sosial dalam masyarakat jauh lebih penting lagi.

Pesantren di Indonesia


Jauh sebelum Indonesia merdeka, masyarakat Indonesia sudah mengenal lembaga pendidikan yang bernama pesantren. Pesantren biasanya dipimpin oleh seorang tokoh kharismatik (kyai atau ustadz). Tokoh ini lalu dibantu oleh ustadz-ustadz lain mengajar dan mengelola pesantren. Santri-santri lalu tinggal di pondok-pondok asrama kecil di sekeliling masjid pesantren.

Pesantren kala itu benar-benar mengajarkan santrinya tentang kehidupan. Diajarkan bagaimana caranya bercocok tanam, memasak, hingga membangun pondok untuk tempat tinggal mereka sendiri selama belajar di pesantren.
Bukan hanya sebagai lembaga pendidikan, pesantren juga berfungsi sebagai lembaga sosial. Mulai dari panen raya bersama petani sekitar, merawat orang yang sakit jiwa, hingga turut aktif dalam pertempuran melawan penjajah.

Karena perannya yang sangat besar itulah, pesantren masih eksis dan dibutuhkan masyarakat hingga saat ini. Justru dengan masalah-masalah yang timbul akibat sistem pendidikan kita sekarang, ada fenomena bahwa pesantren mulai banyak dilirik oleh para orang tua untuk menyekolahkan anaknya. Acuan dari fenomena ini adalah mulai menjamurnya pesantren-pesantren modern (boarding school) di kota-kota besar seperti Jadebotabek. Pesantren dianggap lebih bisa menghasilkan manusia yang baik budi pekertinya dan memiliki jiwa kepemimpinan yang unggul.
Citra buruk pesantren

Bagi mayoritas orang tua di Indonesia, pesantren saat ini masih dianggap sebagai lembaga pendidikan alternatif bagi putra-putri mereka. Pesantren baru mulai dilirik apabila putra-putri mereka tidak diterima di sekolah-sekolah reguler (bisa karena nilainya jelek, atau karena dikeluarkan akibat kenakalan). “Daripada nganggur nggak sekolah, mending pondokkan saja di pesantren”, begitu pikirnya. Karena pesantren memang memiliki peran bukan hanya sebagai lembaga pendidikan, namun juga sebagai lembaga sosial. Sehingga pesantren pun pasti mau menerima siswa bermasalah tersebut. Akibat buruknya, beberapa pesantren malah dipenuhi dengan anak-anak bermasalah.


Kebanyakan pesantren juga memiliki fasilitas yang minim. Buruknya sanitasi dan gizi bagi santrinya, tentu membuat para orang tua berpikir berkali-kali untuk memondokkan anaknya. Sampai saat ini kebanyakan pesantren memang masih banyak dihuni oleh mereka-mereka yang kemampuan ekonominya pas-pasan. Kondisi ini diperparah dengan beberapa oknum pesantren yang dengan terang-terangan meminta sedekah dari pintu ke pintu. Semakin lengkap sudah citra pesantren sebagai lembaga miskin.

Tidak berhenti sampai situ. Tuduhan sebagai sarang teroris pun kerap ditujukan kepada pesantren. Hal ini timbul karena banyak teroris yang melakukan pengeboman di Indonesia ternyata alumni pondok-pondok pesantren. Ini membuat orang tua takut anaknya akan memiliki pemikiran menyimpang seperti teroris.
Namun diantara semua itu, citra pesantren yang paling sulit dihilangkan di masyarakat adalah masalah kurikulum pesantren yang dianggap tidak selaras dengan perkembangan zaman. Minimnya pelajaran umum, hingga wawasan santri yang kurang berkembang, dianggap membuat alumni pesantren tidak memiliki masa depan yang jelas.

Pentingnya Membangun Pesantren


Kita semua insyaAllah sudah mengetahui betapa pentingnya peran para dai sebagai pembimbing umat. Para dai adalah pemimpin yang diharapkan bisa menyelesaikan masalah-masalah kompleks yang menimpa kaum muslimin sekarang ini. Karena pentingnya peran mereka itulah diharapkan para dai adalah mereka-mereka yang unggul, cerdas, dan memiliki wawasan yang luas.
Namun hal itu tentu sulit diwujudkan apabila pesantren sebagai lembaga pencetak dai kondisinya masih jauh dari ideal. Kurangnya tenaga pengajar hingga minimnya fasilitas pesantren, tentu akan menghasilkan dai-dai yang kurang unggul.
Atau anda malah sebenarnya ingin memasukkan putra-putri anda ke pesantren. Namun anda melihat kenyataan pahit bahwa pesantren kondisinya jauh dari ideal. Sehingga anda tidak jadi memasukkan mereka ke pesantren dan malah memasukkan mereka ke sekolah biasa. Apakah anda ingin kondisi ini dibiarkan terus menerus?
Mari aktif membangun pesantren

Karena pentingnya peran pesantren itulah, sudah saatnya kita membangun kembali pesantren dan menjadikannya sebagai lembaga pendidikan utama bagi putra-putri kita kelak.

Kita bisa memberikan apa yang kita miliki bagi pesantren. Bagi anda para pegawai dan pengusaha yang dimudahkan rizkinya oleh Allah, bantulah pesantren dari sisi pendanaan. Anda mungkin selama ini tidak tahu bahwa dunia pesantren benar-benar membutuhkan bantuan anda untuk mengembangkan fasilitas pesantren. Hanya saja pihak pesantren sangat menjaga kemuliaan agama dalam diri mereka, sehingga mereka tidak bermudah-mudahan untuk meminta dana dari kaum muslimin. Kunjungi pesantren, anda lihat fasilitas apa yang bisa anda bantu. Bisa dari tambahan gizi bagi santri, hingga pembangunan infrastruktur pesantren.

Bagi anda para pemuda yang sudah mengenyam pendidikan tinggi. Tidakkah terpikirkan bagi anda untuk membagi ilmu yang anda miliki untuk pesantren? Pesantren saat ini membutuhkan tenaga pengajar untuk mengajarkan berbagai pengetahuan umum seperti kesehatan, kebersihan, surat menyurat, dll.
Bahkan dunia pesantren saat ini sangat membutuhkan anda untuk mengajar anak-anak. Anda bisa mengajarkan mereka pelajaran umum seperti berhitung, bahasa, dll. Anda juga bisa mengecek hapalan Quran mereka. Bukankah sekarang ini mulai banyak lembaga yang menyalurkan para sarjana untuk mengajar di daerah terpencil? Kenapa kita tidak berpikir sederhana untuk mengajar di pesantren di dekat kita? Bukankah pesantren juga sama membutuhkannya?
Dari Abu Hurairah z, Rasulullah n bersabda,
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” [HR. Muslim]
Memilih Pesantren

Namun kita juga harus berhati-hati. Tidak semua pesantren memiliki ajaran yang benar. Banyak pesantren di Indonesia yang justru mengajarkan klenik, ritual-ritual pengobatan gaib, ilmu kebal, dan lainnya yang justru bertentangan dengan syariat. 


Beberapa pesantren juga mengajarkan radikalisme, tindakan melawan pemerintahan kaum muslimin. Ini tentu juga pemikiran yang menyimpang. Kaum Syiah yang nyata-nyata dilarang di Indonesia pun sekarang sudah memiliki jaringan pesantren. 

Anda juga jangan memilih pesantren yang taat buta dengan kyai, ustadz, atau kelompok dakwahnya. Pesantren yang anda pilih haruslah yang ajarannya ilmiah, berlandaskan dalil-dalil Al Qur’an dan As Sunnah, berdasarkan pemahaman generasi awal umat ini.

Pesantren adalah Lembaga Pendidikan Utama


Kaum muslimin yang dirahmati Allah…
Pesantren sekarang mulai berbenah. Yang tadinya sama sekali tidak memasukkan materi pelajaran umum, sekarang mulai mengajarkannya. Yang tadinya tidak ada tingkatan kelas, sekarang mulai ada jenjang-jenjangnya. Menjadi tanggung jawab kita semua untuk menjadikan pesantren sebagai lembaga pendidikan islam yang ideal.
Sejarah telah membuktikan bahwa pesantren telah mampu mencetak pemimpin-pemimpin bagi umat ini. Sehingga, diharapkan bahwa pesantren kedepannya tidak hanya sebagai “bengkel” untuk mengurusi anak yang nakal, namun justru sebagai pengkaderan pemimpin yang berotak cerdas, yang memiliki ilmu agama yang baik dan benar, disertai wawasan yang luas.
Semoga Allah menjadikan putra-putri kita kelak bisa memimpin umat ini ke jalan yang ditempuh oleh Rasulullah Shalallahu’alaihi wassalam dengan memberikan mereka fasilitas pendidikan yang sesuai dengan tuntunannya. (Ristyandani)

Dikutip dari Majalah Tasfiyah

{ 1 comments... read them below or add one }

  1. pada masa ini dunia pendidikan memang tidak terlepas dari orientasi keduniaan sehingga keberhasilan itu dilihat dari apabila hasil proses pendidikan (siswa) mampu bersaing di era globalisasi,. sehingga kadang tidak terpikirkan bahwa adanya kebaikan generasi dan zaman itu di mulai bukan dari keberhasilan duniawi aka tetapi kebaikan yang berdiri di atas fitrah generasi.

    ReplyDelete

Followers

Lembaga Pendidikan Syar'i SDIT Darul Arqom. Powered by Blogger.

Copyright © SDIT DARUL ARQOM Surabaya | Design Editor by Saiful Islam